Setiap luka yang terukir dengan lembut adalah luka pembunuh yang mematikan. Namun luka yang terukir dengan kasar, akan menjadi luka yang mudah hilang. Luka yang lembut itu akan menyerang di satu titik yang amat sangat lemah. Yaitu hati. Ketika telah tersentuh luka, hati itu tentu bisa saja mati.
Mati itu secara perlahan karena terkikis oleh luka. Luka terkadang menyerang tanpa tanda. Itu juga menjadi pembunuh. Karena hati diserang tanpa ada persiapan untuk menghadapinya.
Mengukir luka itu bodoh, membuat luka itu bodoh, melukai itu bodoh. Menghapus luka bisa jadi sulit bangkit dengan luka itu perlu berjuang. Berdiam dengan luka itu sakit. Terlalu lama dengan luka itu bisa jadi busuk. Tak pernah terlukai itu hal yang fiktif.
Adakah luka yang berujung bahagia?
(Belum pernah ku lihat!!!)